Cara Kerja Internet of Things (IoT)
- November 02, 2019
- by
Cara
Kerja Internet of Things (IoT)
Konsep IoT ini
sebetulnya cukup sederhana dengan cara kerja mengacu pada 3 elemen utama pada
arsitektur IoT, seperti:
- Barang
Fisik yang dilengkapi modul IoT
- Perangkat
Koneksi ke Internet seperti Modem dan Router Wirless Speedy seperti di
rumah anda
- Cloud Data Center tempat untuk menyimpan aplikasi beserta data base
Seluruh
penggunaan barang yang terhubung ke internet akan menyimpan data, data tersebut
terkumpul sebagai 'big data' yang
kemudian dapat di olah untuk di analisa baik oleh pemerintah, perusahaan,
maupun negara asing untuk kemudian di manfaatkan bagi kepentingan
masing-masing.
Unsur-unsur
Pembentuk IoT
Ada beberapa
unsur pembentuk IoT yang mendasar termasuk kecerdasan buatan,
konektivitas, sensor, keterlibatan aktif serta pemakaian perangkat berukuran
kecil. Berikut, kami akan menjelaskan masing-masing unsur pemberntuk tersebut
dengan singkat:
- Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence/AI) − IoT membuat
hampir semua mesin yang ada menjadi "Smart". Ini
berarti IoT bisa meningkatkan segala aspek kehidupan kita
dengan pengembangan teknologi yang didasarkan pada AI. Jadi,
pengembangan teknologi yang ada dilakukan dengan pengumpulan data,
algoritma kecerdasan buatan, dan jaringan yang tersedia. Contohnya bisa
jadi mesin yang tergolong sederhana semacam meningkatkan/mengembangkan
lemari es/kulkas Anda sehingga bisa mendeteksi jika stok susu dan sereal
favorit Anda sudah hampir habis, bahkan bisa juga membuat pesanan ke
supermarket secara otomatis jika stok mau habis. Penerapan kecerdasan buatan
ini memang sangatlah menarik.
- Konektivitas − Dalam IoT,
ada kemungkinan untuk membuat/membuka jaringan baru, dan jaringan
khusus IoT. Jadi, jaringan ini tak lagi terikat hanya dengan
penyedia utamanya saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal,
bisa tersedia pada skala yang jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa
menciptakan jaringan kecil tersebut di antara perangkat sistem.
- Sensor − Sensor ini merupakan
pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih
lainnya. Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari
jaringan standar dan cenderung pasif dalam perangkat, hingga menjadi suatu
sistem aktif yang sanggup diintegrasikan ke dunia nyata sehari-hari kita.
- Keterlibatan
Aktif (Active Engagement) − Engangement yang sering diterapkan
teknologi umumnya yang termasuk pasif. IoT ini
mengenalkan paradigma yang baru bagi konten aktif, produk, maupun
keterlibatan layanan.
- Perangkat
Berukuran Kecil −
Perangkat, seperti yang diperkirakan para pakar teknologi, memang menjadi
semakin kecil, makin murah, dan lebih kuat dari masa ke masa. IoT memanfaatkan
perangkat-perangkat kecil yang dibuat khusus ini agar menghasilkan
ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.
Saat ini
Indonesia sendiri sudah menerapkan IoT pada proyek-proyek
smart city di 23 kota. Beberapa contoh penggunaan teknologi IoT pada
Smart City:
- Pada
aplikasi Informasi Banjir Online, selain mengandalkan laporan warga,
sensor-sensor banjir yang dapat mengukur ketinggian air secara real-time disebarkan
ke seluruh wilayah kota sehingga informasi dapat diinformasikan ke Command
Center secara cepat dan selanjutnya langsung tertangani oleh
Dinas terkait.
- Jakarta One
Card adalah sebuah "kartu pintar" yang bisa berfungsi
sebagai e-KTP, alat pembayaran ketika berbelanja, serta kartu BPJS.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggandeng Bank DKI dalam pembuatan
Jakarta One Card ini. Penggunaan kartu pintar tersebut
bisa membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menganalisis
pergerakan manusia di seluruh kota.
- Sistem
Notifikasi Gempa dan Tsunami. Beberapa kejadian bencana alam di Indonesia
memakan korban jiwa begitu banyak. Jumlah korban jiwa dapat dikurangi
secara signifikan apabila Early Warning System diterapkan
secara benar dan tepat sasaran. Sensor-sensor yang ditempatkan di daerah
rawan bencana alam dapat memberikan informasi secara langsung kepada warga
sekitar lokasi rawan gempa, longsor, atau tsunami dalam hitungan detik.
0 comments:
Post a Comment